Yang Merusak Citra Islam
Saya muslim. Saya bersyukur dilahirkan dalam keadaan muslim. Tapi saya tidak tertarik dengan penceramah agama Islam yang isi ceramahnya terlalu teoretis, tidak terukur, dan terkesan mengawang. Apa yang mereka sampaikan tidak selamanya bersumber dari Quran dan perkataan Nabi Saw. Mereka sering menginterpretasi konten-konten ceramah mereka berdasarkan subjektivitas dan keadaan pribadi mereka sendiri. Sebagian penceramah agama Islam suka sekali bicara bullshit kepada jamaahnya.
Salah satu konten ceramah yang tidak menarik bagi saya adalah seruan untuk tidak mengejar dunia. Padahal Islam tidak seperti itu. Islam adalah agama yang terbuka. Muhammad anak Abdullah mengatakan bahwa bekerjalah seolah kamu hidup selamanya, tapi beribadalah seolah kamu mati besok. Selama ini sebagian penceramah hanya fokus pada kalimat “Beribadalah seolah kamu mati besok”.
Islam itu tidak hanya mengatur kewajiban ritus kepada Allah. Hanya 3,5% dari isi Quran yang mengatur kewajiban ritus itu. Lainnya mengatur bagaimana orang hidup layak bersikap di dunia.
Ada penceramah yang menyerukan untuk tidak mengejar dunia, tapi dia meminta sumbangan untuk bangun masjid dari jamaah. Ada penceramah yang menyerukan untuk tidak mengejar dunia, tapi dia minta sumbangan untuk bangun pesantren dari jamaah. Katanya tidak perlu mengejar dunia, lantas mengapa masih minta sumbangan? Tindakan mengumpulkan sumbangan inilah yang merusak nama baik Islam.
Inilah beberapa hal yang merusak citra Islam. Islam dianggap sebagai agama orang miskin, ya, karena ada praktik minta sumbangan di tengah jalan untuk membangun masjid. Seharusnya siapkan dulu uangnya, baru membangun masjid. Ada juga penceramah yang meminta-minta sumbangan dari jamaah dan masyarakat untuk membangun pesantrennya. Seharusnya siapkan dulu uangnya baru membangun pesantren.
Citra Islam menjadi buruk bukan karena orang lain, tapi oleh orang Islam itu sendiri. Bangun masjid butuh uang. Bangun lembaga pendidikan Islam juga butuh uang. Ini sangat kontradiktif dengan ceramah beberapa orang yang menyerukan agar tidak perlu mengejar dunia.
Untuk membenarkan sikap meminta-minta sumbangan itu, mereka mengatakan, “’Kan umat Islam itu bersaudara. Maka harus gotong royong.” Konsepnya bukan begitu. Konsep meminta sumbangan dan donasi itu harus terstruktur, bukan di jalan raya. Tapi saya paham bahwa mereka mengatakan itu hanya untuk menutup ketidakmampuan mereka dalam memahami konsep mengejar dunia.
Umat Islam perlu mengejar dunia untuk membangun masjid, pesantren, boarding school, dll. Tanpa mengejar dunia, tak mungkin uang datang.
Ada juga yang berdalih, “Yang penting niat membangun masjid, nanti Allah mudahkan.” Ini doktrin halu dan dan tidak terukur dari beberapa orang Islam. Allah bisa tertawa mendengar pernyataan ini. Ada konsep kerja keras dan berusaha, maka datanglah pertolongan Allah. Bantuan Allah tidak akan datang tanpa kerja keras.
Umat Islam harus mengejar dunia agar terhindar dari kemiskinan. Islam sangat tidak suka kemiskinan, karena akan mendekatkan pada kekufuran. Perut lapar itu tidak bisa dibuat kenyang oleh ceramah dan seruan halu untuk tidak mengejar dunia. Umat Islam akan kenyang kalau dia bekerja dan mengejar dunia.
Saran saya kepada penceramah agar tidak memberikan konten-konten ceramah yang halu, tidak terukur, dan terlalu teoretis.