Mengapa Jogja Maju?

Mengapa Jogja maju? Mungkin itu pertanyaan yang selalu ada di benak banyak orang. Saya pun yang sejak SMA bermimpi agar menjadi warga Jogja bertanya-tanya mengapa provinsi kecil ini sangat maju. Sebagian orang mengatakan bahwa Jogja maju karena banyak sekali pendatang yang menuntut ilmu di Jogja. Jogja maju karena banyak perguruan tinggi.

Tapi setelah dipikir-pikir, Jogja maju bukan karena banyaknya pendatang yang menimba ilmu di daerah ini. Justru banyak orang datang ke Jogja karena memang Jogja sudah maju sejak dulu. Tanpa pendatang pun Jogja akan menjadi daerah yang maju dan beradab.

“Ah, Jogja ‘kan maju karena di sana berkumpul orang-orang pintar,” komentar salah seorang staf gubernur sebuah provinsi. Fakta bahwa banyaknya orang yang berkumpul di Jogja dan majunya Jogja sering dijadikan dalih oleh daerah lain untuk dijadikan pembenaran bahwa tidak apa-apa daerahnya tidak maju seperti Jogja karena di daerahnya tidak berkumpul orang-orang pintar. Padahal ‘kan tidak begitu.

Jumlah penduduk Jogja itu hanya 3,6 juta jiwa (Sensus, 2020). Sedangkan, ambil contoh, daerah asal saya, NTB, jumlah penduduknya adalah 5,2 juta jiwa (Sensus, 2020). Tapi faktanya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB jauh tertinggal dari Jogja. Jogja adalah daerah dengan IPM tertinggi di Indonesia setelah DKI Jakarta. Sedangkan NTB hanya bertengger di papan tengah ke bawah. Tidak ada perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Indeks Literasi Pun begitu. Jogja jauh meninggalkan NTB. Jogja adalah provinsi dengan Indeks Literasi tertinggi di Indonesia. Sedangkan NTB dari tahun ke tahun masih setia di papan tengah ke bawah.

Sekali lagi saya katakan bahwa banyak orang datang ke Jogja karena memang Jogja maju sejak dulu. Selain maju, mereka juga beradab. Blokir jalan, misalnya, adalah hal yang tabu bagi penduduk Jogja jika ada permasalahan. Mereka sangat beradab. Jika ada permasalahan, mereka selesaikan dengan sangat cerdas dan beradab. Semua orang dan semua suku bisa hidup berbarengan dan rukun di Jogja. Jogja sangat aman.

Mengapa Jogja maju? Satu hal yang saya lihat adalah karena kesadaran literasinya tinggi. Dari tukang sapu jalan, tukang parkir sampai profesi apa saja memiliki budaya membaca yang tinggi. Mungkin hanya di Jogja Anda akan menemukan tukang becak membaca koran sambil menunggu penumpang. Mungkin hanya di Jogja  Anda dapat menemukan para penjual di pasar berlangganan koran pagi seperti Tribun Jogja dan Kedaulatan Rakyat.

Kebiasaan tersebut turun temurun. Kebiasaan itu sudah ada sejak dulu. Kebiasaan membaca itulah yang membuat mereka pintar dan memiliki pikiran yang maju—alias tidak kolot. Pemikiran yang maju itulah yang membuat mereka beradab. Pemikiran yang maju itulah yang membuat mereka punya pandangan yang luas dan terbuka terhadap berbagai perbedaan. Orang Jogja tidak pernah memandang perbedaan agama, suku, ras, warna kulit, dan pilihan politik sebagai suatu hal yang dapat merusak kerukunan dan persatuan.

Jogja maju karena masyarakatnya rajin membaca. Mungkin ada yang berdalih bahwa orang Jogja tidak bekerja di sawah, sehingga mereka ada waktu untuk membaca koran. Siapa bilang? Sebagian penduduk Jogja berprofesi sebagai petani. Terutama di Jogja bagian selatan. Tapi Anda tetap akan menemukan petani Jogja yang berangkat ke sawah pakai sepeda sambil mengapit koran pagi di ketiak mereka.

Sebenarnya tidak ada alasan bagi daerah lain untuk tidak maju. Termasuk NTB, daerah asal saya. Saya berharap NTB mau mencontoh Jogja. Penduduk Jogja itu hidup sederhana, tapi cerdas dan maju pikirannya. Saya juga berharap IPM dan Indeks Literasi NTB meningkat. Jangan nyaman di papan tengah ke bawah. Jika pemerintah menjadikan itu sebagai pembenaran apalagi menganggap sebagai hal yang sudah cukup memuaskan, maka betapa tidak berkompetennya pemerintah dalam meningkatkan IPM dan Indeks Literasi. Saya menduga bahwa banyak persoalan sosial, politik, budaya, dan ekonomi di NTB yang tak dapat diselesaikan dengan baik adalah muara dari rendahnya Indeks Literasi dan tingkat keberadaban masyarakat.

 

 

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *