Dunia Harus Dikejar
Saya tidak setuju jika ada penceramah agama Islam yang mengatakan “Jangan mengejar dunia, kejarlah akhirat.” Penceramah yang mengatakan seperti itu adalah mereka yang gagal paham. Mereka menganggap seolah-olah dunia adalah bagian yang terpisah dari akhirat.
Seolah-olah yang dilakukan di dunia ini hina dan dina. Seolah-olah dunia dan isinya adalah adalah hal-hal yang tidak mendukung proses menuju akhirat. Mereka sempit memaknai akhirat. Mereka menganggap bahwa ibadah hanyalah pemujaan ritus kepada Allah, seperti salat, puasa, dan zakat. Padahal semua yang disuguhkan oleh dunia ini adalah peluang untuk mendapatkan kebaikan di akhirat.
Penceramah-penceramah yang menyerukan jamaahnya agar tidak mengejar dunia adalah mereka yang naif. Apa buktinya? Mereka mengunjungi jamaahnya dengan mobil mewah dan fasilitas bagus. Jamaah disuruh fokus ke akhirat, sedangkan mereka hedon. Ada penceramah yang datang ceramah ke suatu tempat harus disiapkan hotel mewah dan akomodasi yang sangat lengkap.
Dunia harus dikejar. Kehidupan di dunia adalah nikmat Allah yang paling besar. Diberi kesempatan hidup di dunia adalah nikmat yang langka. Justru dunia harus dikejar semaksimal mungkin dengan harapan mendapatkan akhirat yang lebih baik. Apa yang kita tunai kelak di akhirat adalah yang kita kejar di dunia. Kalau tidak mengejar dunia, apa yang bisa didapatkan di akhirat.
Penceramah yang menyerukan jamaahnya untuk tidak mengejar dunia itu kelewatan percaya diri seolah-olah dia dapat menjamin orang lain bisa survive di akhirat. Dia tidak mengerti atau tidak paham bahwa hidup di dunia adalah kesempatan terbaik yang diberikan oleh Allah.
Dunia harus dikejar semaksimal mungkin. Dari sana muslim berharap mendapat rahmat dari Allah untuk masuk surga.
Kejarlah dunia semaksimal mungkin karena hidup di dunia adalah nikmat dan satu-satunya peluang seperti apa kita di akhirat kelak. Salah satu mensyukuri nik