Sedikit-Sedikit Boikot Produk

Konteksnya saya tidak ingin mencampuri konflik Israel-Palestina di Timur Tengah sana. Tapi sikap saya jelas; saya mengecam segala bentuk penjajahan, penindasan, dan perang yang menghabisi nyawa manusia.

Kemanusiaan adalah urusan universal. Tidak peduli agama orang itu apa, termasuk tidak punya agama dan tidak percaya Tuhan sekali pun, selama itu bertentangan dengan nilai-nilai humanistik, itu harus dikecam dan dilawan.

Tetapi, kita, sebagai warga dunia tidak boleh bersikap latah dan ikut campur dengan hanya mengandalkan pengetahuan yang terbatas dan dangkal, sehingga menimbulkan sikap reaktif.

Saya tidak setuju sikap dan ajakan memboikot produk-produk yang katanya itu adalah produk Israel atau Zionis.

Banyak orang salah kaprah. Tidak semua orang Yahudi itu Zionis. Tidak semua orang Yahudi itu Israel. Bahkan kalau bicara aspek demografi, orang Islam dan Kristen ada juga yang menjadi warga negara Israel.

Katanya, tujuan memboikot produk seperti McD, KFC, atau Unilever, adalah untuk memotong mata rantai pendanaan perang dari keuntungan produk-produk tersebut untuk Israel. Itu jelas salah. Yang berperang Israel, lantas perusahaan KFC dan MCD yang bermarkas di Amerika Serikat yang diboikot. Bagaimana logikanya?

Lantas, ada yang menyanggah dengan sok tahu bahwa Amerika Serikat membantu pendanaan Israel. Anda tahu dari mana? Itu urusan geopolitik. Beda soal.

Lagipula, tidak ada data yang jelas yang menunjukkan bahwa sebagian dari penjualan produk-produk seperti KFC, Coca-Cola, MCD akan disumbangkan ke Israel. Sekali lagi, tidak semua Yahudi itu adalah Zionis dan Israel. Dan, tidak semua orang Israel itu Zionis.

Kalau logika semua orang Israel adalah Zionis, berarti orang Islam yang berdomisili di Israel ikut menyerang Palestina? Coba jelaskan bagaimana logikanya.

Terlepas  dari persoalan itu, saya justru bersimpati kepada jutaan orang Indonesia yang bekerja di KFC, MCD, Unilever, dan produk-produk yang dianggap produk Israel itu. Bayangkan, hanya karena kelatahan beberapa kelompok orang yang ikut memboikot produk-produk tersebut, nasib mereka sebagai pekerja di perusahaan-perusahaan itu terancam.

Ada jutaan orang Indonesia yang harus mengorbankan nafkah untuk istri dan anak jika produk-produk tersebut diboikot. Mereka akan kehilangan pekerjaan.

Apakah orang-orang yang menyerukan pemboikotan itu juga berpikir dengan logis?

Tapi saya bersyukur pemerintah Indonesia bersikap tegas akan memblokir akun-akun dan kelompok-kelompok yang menyerukan pemboikotan produk-produk tersebut.

Lagipula, kalau memang serius orang-orang itu, Facebook, Google, Gmail, Instagram, dan media sosial lain yang dibuat oleh Mark Zuckerberg, dkk., yang Yahudi tulen itu, juga ikut diblokir. Sekalian saja tidak menggunakan fasilitas-fasilitas itu. Jangan cuman memboikot KFC, MCD,  dkk.

Apakah Anda berpikir kalau Mark, dkk yang Yahudi itu tidak menggunakan sebagian dari keuntungannya untuk mendukung Israel? Kalau saya, sih, tidak berpikir seperti itu. Mereka itu ‘kan pebisnis yang selalu berpikir untung dan rugi.

 

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *