Anies Hanyalah Pelarian
Sekarang kita tidak bicara tentang pantaskah Anies jadi presiden atau tidak. Selama warga Indonesia, dia punya hak memilih dan dipilih sebagai pemimpin bangsa.
Persoalan orang suku Jawa, apakah mereka mau memilih orang non suku Jawa untuk memimpin Indonesia? Itu beda soal. Tapi setahu saya, di mana-mana mayoritas, pasti ingin memimpin dan menghegemoni.
Masalahnya, para pendukung Anies, kebanyakan, adalah karena dua hal. Satu, mereka yang tak suka Jokowi dan PDI-P. Kelompok ini adalah yang paling menderita selama sepuluh tahun terakhir. Mereka ingin Jokowi segera turun takhta. Bahkan, sebagian dari mereka mencoba mengusulkan cara yang inkonstitusional. Beberapa kali Anda mungkin pernah mendengar mereka meminta Jokowi mengundurkan diri. Hal itu mereka lakukan karena mereka menderita meliha Jokowi memimpin terlalu lama. Itu penderitaan batin yang menyakitkan. Mereka bawa-bawa alasan Indonesia tidak berkembang di bawah Pemerintahan Jokowi. Itu hanyalah omong kosong. Intinya karena sakit hati. Memangnya kalau Jokowi undur diri, lalu adakah jaminan dari kalangan mereka bisa memimpin lebih baik? Ya, tidak. Ini hanyalah politik sakit hati.
Tipe pendukung Anies yang kedua adalah yang kecewa terhadap Prabowo lompat pagar. Mereka kecewa Prabowo masuk kabinet. kebetulan muncullah Anies.
Anies dianggap sebagai pahlawan oleh kedua tipe tersebut. Anies dianggap sebagai antitesa Jokowi. Dan di saat yang bersamaan, mereka menganggap Anies tidak akan jadi Prabowo yang mengkhianati dukungan dan komitmen pendukungnya.
Nah, sikap sebagian pendukung Anies ini bisa diibaratkan seorang perempuan yang baru saja disakiti oleh pacarnya, lalu kebetulan bertemu dengan seorang laki-laki lain, dan berpacaranlah mereka. Itulah yang disebut sebagai pelarian.
Anies hanya menjadi pelarian bagi sebagian pendukungnya. Karena ada sedikit saja yang tidak sesuai harapan menuju Pilpres 2024, mereka akan meninggalkan Anies.
Dukungan terhadap Anies, yang saya baca, bukan murni karena visi dan misi yang dimiliki oleh lulusan Fakultas Ekonomi UGM itu, melainkan karena sebagian dari mereka yang sakit hati pada Jokowi dan kecewa pada Prabowo.
Membaca peta dukungan seperti ini penting. Tentu saja Anies ingin menang. Sedangkan, di lain sisi, Prabowo memutuskan maju lagi. PAN dan Golkar sudah ikut bergabung ke Koalisi Prabowo. Ganjar dengan PDI-P dan PPP-nya.
Lalu, bisakah Anies menang hanya dengan mengandalkan dukungan dari orang-orang yang pelarian? Mari coba kita pikirkan.